Sementara itu, Anis Ta’a, salah satu Kios Pupuk Lengkap (KPL) di Mbay membenarkan keluhan para petani.

Ia mengungkapkan bahwa ratusan Petani yang hendak menebus pupuk bersubsidi di KPL miliknya, terpaksa pulang dengan tangan kosong karena nama enggan muncul di aplikasi.

Bahkan ada petani yang menuding kalau mereka (KPL) berlaku curang atau kong kali kong dan dengan sengaja tidak melayani pupuk subsidi bagi petani.

“Tugas kami di KPL hanya melayani saja, tidak dalam kapasitas menambahkan dan mengurangi penerima pupuk bersubsidi. Justru kami malah senang jika makin banyak yang beli, maka kami tambah untung. Itu hukum pasar”, ujarnya.

Ia menambahkan bahwa peluang untuk berlaku curang terhadap pendistribusian pupuk bersubsidi sangat sulit karena mekanisme penebusan pupuk bersubsidi dilakukan secara online dengan verifikasi ketat hingga pengambilan gambar orang yang menebus.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.