Petani Irigasi Mbay Sepakat Penerapan Pola Tanam, Minta Pemerintah Pastikan Stok Pupuk Bersubsidi. 

FAKTAHUKUMNTT.COM, NAGEKEO – 6 Desember 2023.
Petani irigasi Mbay di Kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) KM 2.4 Kanan, Desa Marapokot, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo menyatakan sepakat serta mendukung program penerapan pola tanam Padi – Palawija – Padi pada masa tanam tahun 2024.

Untuk diketahui bahwa pemerintah Kabupaten Nagekeo akan membuka kembali aliran air irigasi pada 31 Desember 2023 setelah kurang lebih setengah tahun ditutup, sejak Mey 2023 lalu karena terdapat proyek rehabilitasi saluran irigasi dan perbaikan bendungan Sutami Mbay yang anggarannya bersumber dari dana Pinjaman Luar Negeri.

Kebijakan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Nagekeo bersama komisi irigasi dengan persetujuan pengurus P3A seirigasi Mbay telah bersepakat untuk menerapkan pola tanam Padi – Palawija – Padi pasca pembukaan air irigasi pada musim tanam tahun 2024.

Hal tersebut diutarakan oleh pengurus P3A KM 2.4 Kanan di Desa Marapokot dalam pertemuan bersama anggota P3A usai melakukan kerja bakti pembersihan saluran irigasi, Rabu 6 Desember 2023.

“Berdasarkan pertemuan kami (pengurus P3A seirigasi Mbay, red), dengan komisi irigasi dan Dinas Pertanian, Kita sudah sepakat bahwa musim tanam 2024 kita terapkan pola tanam, Padi – Palawija – Padi“, Ucap Sekretaris P3A, Efraim  dihadapan anggota.

“Tanggal 31 Desember buka air, tanggal 27 Februari hingga 10 Maret tutup tanam. Bulan Mei sampai Agustus debit air dikurangi untuk menanam palawija. Bulan September baru buka air lagi untuk menanam padi kembali”, jelasnya.

Sepakat dengan Perubahan Penerapan Pola Tanam dan Saran Melakukan Tutup Total Air.

Merespon informasi yang disampaikan pengurus P3A, para petani menyatakan sepakat dan mendukung penerapan pola tanam tersebut.

Masyarakat menyarankan agar saat peralihan tanam dari Padi menuju Palawija sebaiknya aliran air menuju irigasi Mbay dilakukan penutupan total.

Berdasarkan pengalaman Petani P3A KM 2.4 kanan, keadaan tanaman palawija akan kerdil dan berkurang kesuburannya jika masih terdapat endapan air atau tanah dengan kelembaban tinggi.

“Kita sepakat dengan pola seperti ini (Padi – Palawija – Padi). Pengalaman kita sekarang ini, semangka kita buah bagus, begitu juga kastela. Ini memang lebih baik hanya pengaturannya saja yang belum baik. Daripada kita kerja padi-padi tapi hasilnya tidak ada”, urai Klemens, salah satu anggota P3A dalam pertemuan tersebut.

“Sebaiknya kalau mau tanam Palawija air tutup total saja, kalau tidak tanaman banyak tidak jadi kalau tanah terlalu lembap”, ungkapan Bernabas anggota P3A lainya.

Pemerintah Mesti Pastikan Stok Pupuk Bersubsidi Aman

Matias Ora, juga merupakan Anggota P3A KM 2.4 Kanan berharap demi mendukung kesuksesan penerapan pola tanam Padi – Palawija – Padi  Pemerintah mesti menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi di masing-masing Kios Pupuk Lengkap (KPL).

Pemerintah mesti memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi tidak mengalami kelangkaan agar petani tidak mengalami kewalahan saat hendak membeli pupuk di KPL.

“Penyediaan pupuk subsidi juga penting, jangan sampai saat petani butuh pupuk untuk tanaman, di kios pupuk tidak tersedia atau stok habis seperti pengalaman kita sebelum-sebelumnya. Ini yang sering jadi masalah juga”, Keluh Matias. (Tenda)

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.