FAKTA, faktahukumntt.com – 7 Mei 2022

ADIK Kandung mendiang sastrawan terkenal Pramoedya Ananta Toer bernama Soesilo Toer menjadi pemberitaan saat menceritakan kisah hidupnya yang unik.

Meski memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi, yaitu bergelar Doktor lulusan luar negeri namun Soesilo Toer memilih menjadi seorang pemulung.

Hal ini dirasa aneh oleh banyak orang kenapa Soesilo Toer tidak memanfaatkan gelarnya untuk mencari pekerjaan yang layak.

Namun ia memiliki alasan mulia di balik pekerjaannya tersebut. Inilah alasannya, Simak ulasan berikut ini.

Kuliah di universitas bergengsi dunia

Dalam obrolannya di sebuah kanal YouTube, Soesilo Toer menyebutkan jika dirinya pernah beberapa kali kuliah di kampus ternama.

Ia pernah berkuliah di Universitas Indonesia (UI) kemudian lulus pada tahun 1962 dan melanjutkan kuliah di Universitas Persahabatan Rakyat Patrice Lumumba Rusia dan lulus pada tahun 1967.

“Saya lulusan UI tahun ’62, lulusan Lumumba tahun ’67, karena nilai saya ga cum (cumlaude), saya harus praktek 2 tahun kemudian masuk pasca sarjana S3 itu di Institut Perekenomian Rakyat Plekhanov Russian University of Economics, dan tahun ’71 lulus” ujar Soesilo dikutip dari kanal YouTube JatengPosTV pada Rabu, 04 April 2022.

Tak berhenti sampai di situ, Soesilo kembali melanjutkan kuliah di Plekhanov Russian University of Economics mengambil jurusan ekonomi politik dan lulus pada tahun 1971.

Ia kemudian memutuskan pulang ke Indonesia namun harus ditahan selama beberapa waktu.

“Pada tahun ’73 saya pulang kemudian ditahan dan dibebaskan ramai-ramai, paspor saya lupa saya perpanjang waktu itu,” ujarnya.

Memutuskan jadi pemulung

Meski memiliki gelar pendidikan yang tinggi, Soesilo Toer memutuskan untuk menjadi seorang pemulung.

Menurutnya menjadi seorang pemulung adalah pekerjaan mulia yang bisa menyelamatkan dunia dari banyaknya sampah.

“Minimum dalam semalem saya dapet botol plastik itu 2 kg, sebuah profesi penyelamat dunia itu,” ujarnya.

Ia pun berujar jika memulung adalah sebuah kenikmatan abadi yang sudah ia nikmati sedari kecil hingga kini.

“Saya mulung sejak kecil, kalau kata Sokrates, kalau kematian adalah kenikmatan abadi, saya ubah maka mulung juga adalah kenikmatan abadi. Jadi pemulung gak usah nulis surat lamaran, kapan saja dan siapa saja bisa jadi pemulung, jangan lihat pekerjaannya tapi lihat hasilnya,” pungkasnya.

 

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.