Perjuangan Petani Sawah Nagekeo Melawan Cuaca Ekstrem.
FAKTAHUKUMNTT.COM, NAGEKEO – 6 Desember 2024.
Mentari terik yang biasa menghiasi langit biru di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) kini berubah menjadi berawan, mendung dan senantiasa mendatangkan hujan.
Situasi ini tentu membahagiakan mayoritas masyarakat yang sejak awal menantikan hujan dan sudah gerah dengan cuaca panas atau trik matahari wilayah Mbay yang terasa amat menyengat kulit.
Namun bagi sebagian petani situasi hujan diawal Desember ini, tentu sangat tidak mengenakan dan mungkin bagi mereka yang beragama Kristen merupakan kado Natal yang kurang mengenakan dan tidak membahagiakan.
Bagaimana tidak?, tumpukan hasil padi yang baru dipanen dari sawah mereka terancam mubazir sebab para petani tidak bisa menjemur atau mengeringkan gabah padi akibat ketiadaan matahari.
Maklum para petani sawah di irigasi Mbay umumnya masih konvensional, masih mengandalkan bantuan sinar matahari, belum ada sentuhan alat modern dalam urusan mengeringkan gabah padi.
“Mau bagaimana lagi, alam begini tinggal menangis dalam hati”, Ucap Ibu Rebeka (45), salah seorang Petani di Desa Marapokot, sembari menebar tumpukan padi di atas terpal untuk dikeringkan dibawah langit yang masih diselimuti awan hitam, namun kadang-kadang menampakkan sinar matahari.

Rebeka merupakan salah seorang perempuan tani yang tangguh. Suaminya sudah sejak lama menderita sakit sehingga menuntut Ibu Rebeka yang semulanya merupakan Ibu Rumah Tangga biasa terpaksa menanggung beban membantu menafkahi keluarga dengan mengolah sawah.
Kepada FAKTAHUKUMNTT.COM, Ia mengungkapkan bahwa mengahadapi fenomena alam yang tidak bersahabat dirinya memilih pasrah terhadap kehendak Tuhan.
Ibu dari dua anak ini, mengisahkan bahwa mereka sangat menaruh harapan pada hasil panen padi mereka untuk memenuhi kebutuhan keluarga, mulai dari biaya pendidikan hingga melunasi hutang.
Kondisi alam yang tidak bersahabat akibat fenomena cuaca ekstrem karena guyuran hujan sudah pasti sangat berpengaruh pada kualitas hasil panen mereka yang rendah.
“Kalau mendung dan hujan terus begini sudah pasti, padi hancur. Tinggal pasrah pada kehendak Tuhan”, ungkap Rebeka dengan nada rendah, ketika ditemui FAKTAHUKUMNTT.COM, Kamis, 6 Desember 2024.
Selain Ibu Rebeka, masih banyak Petani yang mengalami situasi yang sama. Mereka terjebak dalam situasi panen bulan Desember yang diselimuti oleh musim hujan.
Beberapa petani memilih untuk belum melakukan panen sembari menunggu kondisi cuaca yang sedikit cerah untuk menghindari potensi gagal panen. (TENDA)
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.