Jumat Agung: Menyatu dalam Duka dan Pengharapan
Hari kedua, Jumat Agung, menjadi titik paling sunyi dan penuh duka dalam Triduum. Tidak ada misa.
Gereja tidak membunyikan lonceng, tidak ada musik, hanya kesunyian yang menuntun umat kepada kontemplasi akan penderitaan Kristus.
Liturgi Jumat Agung terdiri atas:
Liturgi Sabda, yang membacakan kisah sengsara Yesus.
Penghormatan Salib, saat umat secara pribadi menyentuh atau mencium salib.
Doa Umat Meriah, sebagai ungkapan doa bagi seluruh dunia, termasuk mereka yang menderita dan yang belum mengenal Kristus.
Hari ini menjadi momentum bagi umat Katolik untuk menghayati pengorbanan ilahi — pengorbanan yang dilakukan demi keselamatan manusia.
Sabtu Suci: Sunyi yang Mengandung Harapan
Sabtu Suci merupakan masa tenang, hening, dan penuh penantian. Gereja seakan ikut “diam” bersama Yesus yang berada dalam makam. Tak ada liturgi pada pagi atau siang hari — hanya penantian dalam doa.
Namun malamnya, keheningan pecah dalam sukacita saat umat merayakan Vigili Paskah, liturgi paling agung dalam tahun liturgi Katolik. Puncak dari Triduum ini meliputi empat bagian penting:
Upacara Cahaya, di mana Lilin Paskah dinyalakan dan umat menyalakan lilin mereka sebagai simbol Kristus Sang Terang Dunia.
Liturgi Sabda, yang menggambarkan keseluruhan sejarah keselamatan dari penciptaan hingga kebangkitan.
Liturgi Pembaptisan, di mana katekumen menerima sakramen inisiasi ke dalam Gereja.
Liturgi Ekaristi Paskah, perayaan penuh sukacita atas kebangkitan Tuhan.
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.