Mereka mengeluhkan belum adanya pagar yang mengelilingi puskesmas serta ketiadaan satpam atau petugas keamanan. Akibatnya, puskesmas sering mengalami kehilangan barang dan fasilitas kesehatan, yang tentu berdampak pada pelayanan pasien.

Tidak hanya itu, mereka juga menghadapi kendala dalam operasional karena kekurangan sopir ambulans dan tenaga pemasak makanan bagi pasien. Untuk mengatasi hal ini, para pegawai kerap harus menyewa sopir sendiri atau membebankan tugas tambahan kepada rekan mereka, yang tentu berpengaruh terhadap efektivitas pelayanan.

Krisis Fasilitas Kesehatan: Alat Medis Rusak dan Obat Kedaluwarsa

Para Nakes juga mengungkapkan kebutuhan mendesak akan alat kesehatan yang memadai. Di ruang Unit Gawat Darurat (UGD), alat kolamen dan elektrokardiografi (EKG) atau alat rekam jantung mengalami kerusakan berat, sehingga sangat menghambat pelayanan bagi pasien yang membutuhkan penanganan cepat.

Mirisnya, stok obat di Puskesmas Jawakisa sering kali habis, bahkan masih ada obat kedaluwarsa yang belum dimusnahkan karena tidak tersedianya lokasi pemusnahan yang sesuai dengan prosedur standar operasional (SOP). Sering kekurangan alat kesehatan dan bahan medis habis pakai semakin memperburuk kondisi pelayanan.

Harapan Besar kepada Kristianus Garo dan DPRD

Dalam pertemuan ini, para Nakes juga mengusulkan agar ada tambahan dokter spesialis kesehatan jiwa di Rumah Sakit Aeramo. Keberadaan tenaga medis tersebut sangat dibutuhkan untuk menangani Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), yang selama ini belum mendapatkan layanan optimal.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.