Kampung Adat Nunu Nongo, VBL: Kulitnya Boleh Tradisional, Pelayanannya Mesti Modern.

FAKTAHUKUMNTT.COM, NAGEKEO – 23 Mei 2023.
Kampung Adat Nunu Ngongo, di kecamatan Aesesa Selatan, kabupaten Nagekeo, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masuk Nominasi 10 besar  Anugerah Pesona Indonesia (API) Award.

Baru-baru ini, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dalam agenda kunjungan kerjanya di kabupaten Nagekeo menyambangi kampung Adat Nunu Ngongo di Rendu, Desa Tengatiba, kecamatan Aesesa Selatan.

Pada kesempatan tersebut  masyarakat kampung Nunu Ngongo, desa Tengatiba, mengeluhkan sejumlah persoalan yang tengah mereka hadapi, seperti pasal air bersih, akses jalan masuk menuju kampung Nunu Ngongo, pengolahan lahan pertanian juga teknologi pengawetan benang (tenun Adat).

Jadi apa yang disampaikan oleh kita adalah sebuah rencana kerja pariwisata.  Air bersih harus ada, bahakan airnya harus sehat. Bagaiamana kita mengolah lingkungan, kebersihan, Parkir, makanan tradisional, semua itu harus menjadi satu kesatuan”, ungkap Gubernur VBL, merespon keluhan masyarakat kampung Nunu Ngongo, Jumat, 19 Mei 2023.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menyatakan bahwa propinsi NTT patut bersyukur karena pariwisata Indonesia terus berkembang maju dan Kota Labuan Bajo menjadi pilihan terselenggaranya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean Summit 2023.

“Dengan kemarin kita ditunjuk sebagai tuan rumah KTT Asean Summit yang ke 42. Itu sangat membuat lompatan yang sangat jauh. dan nanti ke depan akan hadir banyak orang di pulau Flores”, ujar Viktor.

Menurut orang nomor satu di NTT tersebut, geliat perkembangan pariwisata Labuan Bajo sangat berdampak signifikan dan turut menjaring obyek pariwisata lainnya di pulau Flores untuk ikut berkembang maju kedepannya.

” Karena Labuan Bajo begitu di kenal karena titiknya ada pulau Flores maka dampaknya akan keseluruhan wilayah Nusa Tenggara Timur lebih khusus di pulau Flores ini. Untuk itu tidak ada pilihan untuk kita agar terus berbenah agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal”, urai Laiskodat.

Gubernur NTT saat berada di kampung Nunu Ngongo, meminta masyarakat memperkuat Narasi, literatur dan bukti sejarah kampung Nunu Ngongo yang peradabannya sudah sejak 550 tahun (5,5 Abad) sehingga memilki nilai jual historinya.

“Bukti sejarah keberadaan rumah adat harus menjadi catatan sejarah. Harus dibikin bukti nya, Nenek moyang datang tahun berapa, batu apa, bukti nya. Bikin saja. Orang mungkin tidak tanya banyak.cek-cek bapa benar atau tidak. Bapa bikin supaya ada tanda”, pesan Viktor.

Gubernur NTT mengimbau agar masyarakat kampung Nunu Ngongo menjaga kelestarian  kampung Adat sebagai nilai jual pariwisata kampung Adat Nunu Ngongo, Namun masyarakat juga perlu beradaptasi dengan pola pelayanan pariwisata yang moderen.

Hal itu dimaksudkan Gubernur NTT untuk menciptakan kenyamanan terhadap wisatawan yang berkunjung di Kampung Nunu Ngongo.

“Ruang lingkup budaya itu tetap dijaga kelestariannya, tetapi pelayanannya dia harus menjadi pelayanan yang sangat maju. Kulitnya, Kulit Tradisional tetapi pelayanannya modern. Itu harus dilakukan. jadi jangan sampai standar pelayanannya ikut tradisional.”, Tegas VBL.

“Model melayani, cara pakai, tarian tradisional, tapi orang makan dengan standar higenis. Sehingga orang datang masuk sini tidak pusing lagi. Mereka datang dari negara dan bangsa yang berbeda. Mereka melihat budaya kita begitu indah, jangan sampai mereka makan perut sakit. Itu tantangan buat kita”, tambah Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. (Tenda).

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.