Tetapi harus diingat, bahwa setiap tindakan mempunyai pertimbangannya sendiri, begitu juga dengan berwirausaha. Seperti yang dialami oleh Asty, dia memulainya dari nol, sehingga banyak dilema yang ia rasakan.
Mulai dari ia kebingungan harus memesan barang melalui apa, kepada siapa ia harus order, apakah nantinya ada yang membeli padanya, atau bahkan pertimbangan harga dan lainnya. Tetapi karena tekad dan optimis yang besar tetap ia kerjakan, apapun resikonya. Karena berani menghadapi kegagalan jauh lebih baik, dari pada tidak mencoba sama sekali untuk memulai sesuatu.
Seiring berjalannya waktu ternyata berwirausaha sangat menguntungkannya dan bahkan ia tidak hanya membantu pribadinya sendiri, tetapi dia juga mampu membantu keluarga, kebutuhan makan dan minum, bahkan juga sekolah adik-adiknya dan lainnya.
Ketika malihat ini, dapat saya simpulkan bahwa dengan menjadi seorang wirausaha akan ada keterjaminan kebutuhan finansial dan perbaikan ekonomi untuk masa depan. Seperti yang dirasakan oleh Asty, bahkan kini Asty juga melanjutnya studi S-2 dengan uang yang ia hasilkan dari berwirausaha, tidak hanya sampai di situ saja, hasil dari bisnis online juga Asty dapat melakukan perbaikan pada rumah yang sedang mereka tinggali sekeluarga, membeli hp baru, dan juga membeli motor pribadi.
Sedikit dikutip, dari seorang motivator “Setinggi apapun jabatan dan titel kita, kita tetaplah bawahan. Tetapi sekecil apapun usahanya, kita adalah rajanya.” Dari kutipan itu, kita harus dapat memperbaruhi pola pikir kita, untuk berani membuat lapangan kerja untuk diri sendiri, harus berani membuat trobosan untuk diri kita, dan kita harus mampu melihat setiap persoalan menjadi peluang-peluang, menjadi seorang wirausaha merupakan salah satu solusi yang patut kita coba untuk menyusun ekonomi. (***).
Penulis, Lidia Nora Putarato, Prodi PPKn, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang.