Penulis : Petrus Fua Betu

Keempat, “Nga’o pala pau nee ana bhada eee” saya menyembelih kerbau.

Kelima, “Mona uru koo ngala, bholo uru, koo lo” tidak mempertontonkan kemampuan, tapi karena sakit dan penyakit.

Keenam, “Pandi ngao pala pau nee ana Kamba eee” saya menyembelih kerbau.

Ketujuh, “Moo tau petu keta nee wali ara ja” untuk mendinginkan yang panas.

Kedelapan, “Ta boge tau pati” dagingnya untuk disantap bersama.

Kesembilan, “Ta la tau mbasa tana watu” darahnya untuk membasahi tanah.

Kesepuluh, “Moo tana mae udhu adha ne’e watu ma’e weru we” agar tanah tak bergoyah dan batu tak bergetar.

Setelah mereka mendaraskan Bhea Sa, masing-masing dari mereka kemudian melemparkan telur ayam ke arah kerbaunya, lalu mendekati kerbau tersebut dan memenggal kerbau itu sehingga darahnya tertumpah dan membasahi bumi.

Tetap Terhubung Dengan Kami: