Penulis : Petrus Fua Betu

Sikap Hidup Menjadi Garam Bagi Dunia dan Masyarakat.

FAKTAHUKUMNTT.COM, NAGEKEO – 19 Desember 2022.
Kalimat garam dunia mungkin sudah tidak asing lagi bagi umat Nasrani, baik Kristen maupun Katolik. Wajar saja, kalimat tersebut sering kali disinggung dalam khotbah di gereja.

Seperti diketahui, kalimat garam dunia ditulis oleh salah satu murid Tuhan Yesus, yaitu Matius. Kalimat itu dituangkan dalam Injil Matius 5 dalam Perjanjian Baru dengan tajuk “Garam Dunia”.

Kalimat garam dunia yang tercantum dalam pasal tersebut berkaitan erat dengan kerohanian orang Kristen. Kalimat itu juga menjadi panggilan umat Nasrani yang harus dipenuhi dalam kehidupan.

Makna dalam kata Garam Dunia merupakan sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Tuhan sebagaimana kita manusia harus bisa menjadi garam yang baik yang artinya, garam merupakan pemberi rasa, dapat diartikan bahwa, kita sebagai manusia harus memberi rasa berupa pengaruh yang baik bagi sesama dan lingkungan.

Dalam injil Matius 5:13 “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang”

Kita Menjadi Garam Dunia Dan Masyarakat, Kita punya fungsi dalam hidup ini terhadap keluarga, tetangga, Gereja, Nusa dan Bangsa. Mestinya, seperti garam, kehadiran kita dibutuhkan dan  Kehadiran kita itu memberi dampak yang baik, Yaitu memberi rasa.

Kehadiran kita mengubah suasana. Mestinya berpengaruh menahan pembusukan dalam arti kata, memberi teladan kesalehan. Misalkan, jangan sampai kita bernama Elizabet, tapi melacurkan diri, dan lain-lain. Atau kita bernama yohanes, masuk kafe, makan, minum, mabuk. Saat di suruh untuk membayar malah marah-marah  tidak mau membayar, dan lebih parahnya lagi yaitu memukul atau melukai petugas, dan lain-lain.