Penulis : Petrus Fua Betu

Koa Ngi’i dilakukan dengan tujuan agar perempuan yang mengandung dan anak yang dilahirkan bisa diselamatkan dari bahaya gaib.

Upacara Koa Ngi’i bagi masyarakat Mauponggo sebagai suatu tradisi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Masyarakat meyakini jika upacara Koa Ngi’i (potong gigi) tidak dilakukan maka akan menanggung karma berupa konsekuensi gaib dan nyata dampak dari hukum adat yang berlaku.

Upacara potong gigi juga diyakini masyarakat memiliki fungsi dan makna yang penting untuk kelangsungan hidup masyarakat.

Anak perempuan bila belum melaksanakan ritual potong gigi ternyata sudah hamil, maka menurut kepercayaan setempat akan menimbulkan kemarau panjang.

Bila terjadi kemarau panjang kemudian ketahuan ada anak gadis yang hamil yang melanggar adat yang disebut “salawe’engi’ibha” (melakukan hubungan seks sebelum potong gigi) maka dia akan dipanggil (diteriaki) pada malam hari oleh orang dari kampung lain dengan menyebutkan nama orang yang bersalah dan konsekuensinya mereka harus membayar denda (sanksi adat) adat agar hujan segera turun

Sanksi adat tersebut berupa denda yang dalam bahasa setempat disebut ‘Waja’ untuk pemulihan nama baik keluarga dengan melakukan ritual yang disebut ‘pegho/para kaba’ yakni penyembelihan kerbau untuk upacara persembahan bagi  leluhur sekaligus memberi makan kepada seluruh warga kampung sebagai bentuk permohonan maaf kepada leluhur dan pranata adat dalam wilayah setempat.

Tetap Terhubung Dengan Kami: