Penulis : Petrus Fua Betu

Petani mengaku tidak semua benih padi bantuan Pemerintah dalam keadaan tidak layak (rusak), hanya beberapa kemasan saja yang kemungkinannya terkontaminasi dengan air hujan sehingga benih ditemukan dalam keadaan tumbuh dalam kemasan. Petani lainnya mengakui bahwa mereka mendapatkan pembagian benih yang layak dan bagus.

“Jujur kami juga perlu menyampaikan terimakasih banyak kepada pemerintah yang sudah membantu kami dengan penyaluran bantuan benih ini. Memang benar ada benih yang tumbuh dan rusak, tapi itu tidak semua, hanya beberapa dan PPL sudah informasikan bahwa kalau yang rusak nanti akan diganti kembali. Kami tidak ingin memojokkan pemerintah, jangan sampai ulah satu dua orang kemudian korbankan kami semua. Dengan kejadian ini juga ada baiknya, supaya kedepannya pengawasan benihnya lebih baik lagi, kita bisa sama-sama belajar dari pengalaman kali ini”, ungkap  Sius Bari, anggota P3A KM 2.2 Kiri, didampingi  anggota P3A lainnya, Arnoldus Walu dan Frans Dapa.

Klarifikasi PPK dan Kadis Pertanian

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pengadaan benih, Oswaldus Dori bersama Kepala Dinas Pertanian kabupaten Nagekeo, Olivia Manika Mogi menjelaskan bahwa, tidak ada benih oplosan, sesungguhnya dalam istilah Pertanian disebut dengan Campuran Varietas Lain (CVL).

Benih padi
Oswaldus Dori, Pejabat Pembuat Komitmen Pengadaan bantuan Benih Padi, Dinas Pertanian kabupaten Nagekeo.

Persoalan yang terjadi dan dikeluhkan petani pasca pendropingan benih yang dikomplain oleh petani pada kelompok tani Raiwali di P3A KM II.2 Kiri karena adanya CVL pada benih padi varietas Inpari 6 JT.

Tetap Terhubung Dengan Kami: