Gagal Panen dan Terjebak Hutang KUR

Wilibrodus Doy, Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) KM 2.4 Kanan, irigasi Mbay, desa Marapokot mengaku rata-rata produktivitas petani sawah di desa Marapokot mengalami penurunan produktivitas bahkan tidak memanen sedikitpun menjelang program penutupan air yang dicanangkan pemerintah daerah kabupaten Nagekeo.

Ia menuturkan bahwa kondisi gagal panen dan penurunan produktivitas yang dialami petani, mayoritas akibat serangan hama dan penyakit. Karena kondisi gagal panen para petani diperkirakan rugi jutaan rupiah.

“Rata-rata kita disini gagal panen, yang panen tinggi sekali 10 atau 20 karung saja. Hasilnya memang kurang kali ini. Kalau saya sendiri tidak panen sama sekali. Biaya yang sudah saya keluarkan mungkin sudah 6 atau 7 juta”, keluhnya.

Wilibrodus mengaku bahwa kini, dirinya dan keluarga terjebak hutang Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI senilai 20 juta rupiah karena kondisi gagal panen dialami keluarganya.

“Saya ada pinjam KUR 20 juta di BRI, masih belum bisa bayar. Saya masih konsultasi dengan pihak bank. Bagaiamana caranya ini (Minta Dispensasi, red), karena saya tidak panen sama sekali. Mereka bisa lihat sendiri”, Keluhannya lagi.

Informasi yang dihimpun FAKTAHUKUMNTT.COM, Ada masyarakat desa Marapokot yang rela menggadaikan lahan sawahnya karena gagal panen dan terlilit hutang pinjaman KUR.