Pastor Benno juga dalam Kotbahnya pada Acara Misa syukur 25 tahun Imamatnya, menceritakan bagaimana dirinya melawan raga jasmani dan keinginan duniawi untuk setia pada panggilnya menjadi imam dengan tetap konsisten berdoa dan meminta kekuatan dari Tuhan.
“Dari tanjung Mataloko, saya lihat dataran Mbay. Saya katakan, saya mau pergi, meninggalkan mu. Jangan jadi pengecut. Mengapa kita takut meminta?
Ya, karena kita takut tidak diberikan. Kita sakit hati kalau tidak diberikan. Kok takut minta izin ? Minta!,Soal beri atau tidak, itu hak orang yang kita minta. Beri terima kasih. Tidak beri, juga terima kasih. Jangan jadi orang yang takut. Takutlah pada diri kita yang angkuh, sombong, dan egois” Ungkap Pastor Benno menyampaikan Pesan kotbahnya.

Pastor Benno dalam merayakan Misa Syukur 25 Tahun imamatnya mengungkapkan bahwa Kita bodoh karena kita takut. Menurutnya Harta terbesar dari keluarga adalah Nasihat karena Dari nasihat Ia mendapati apa yang Dirinya inginkan.
Untuk mengenang leluhur dan menjaga warisan budaya lokal Pastor Benno meminta agar panitia pelaksana Misa syukur 25 Tahun Imamatnya untuk menyediakan konsumsi dari bahan pangan lokal.
“Syukuran Perak Imamat, saya minta panitia siapkan konsumsi pangan lokal. Makan makanan lokal, kita kenang leluhur. Kita kembali berkomunikasi dengan ebu kajo (nenek moyang, red) kita. Mereka tidak kenal bir, coca cola, keju, roti tart. Mereka kenal moke (tuak) dan air putih. Konsumsi pangan lokal, itulah cara kita berkomunikasi dengan mereka” Ungkap Pastor Benno.