Penulis : Petrus Fua Betu

Kata Ferdyn, Selain merupakan acara syukur panen, tradisi Kose atau syukur panen dalam budaya masyarakat adat Kawa merupakan tanda bahwa musim mengumpulkan hasil telah berakhir dan akan memasuki musim panas.

“Acara syukur panen panen ini ada beberapa tahapan, mulai dengan bakar nasi bambu, malam ini, kemudian lanjut dengan Teke Dhegha (Tandak).  Besok (Minggu 21 Agustus) kita Etu Pate (Tinju adat untuk kelompok anak kecil), kemudian malam kita Teke Dhegha (tandak), kemudian hari senin (22 Agustus) kita tutup dengan tinju orang dewasa atau Etu meze”, jelas Ferdyn.

Ferdin mengungkapkan bahwa, dengan digelar ritual adat bakar nasi bambu (Kose),  mereka meyakini akan mendapatkan berkat dari leluhur mereka untuk hasil usaha mereka dimasa mendatang.

“Kita yakin akan dapat berkat dari nenek moyang ketika kita memberikan makan kepada nenek moyang atau ti’i tuka ine ame ebu Kajo, dalam bahasa adat “kami tii miu ta mami, miu ti’i kami ta ngeta” artinya kita mempersembahkan kepada nenek moyang, nenek moyang akan memberikan rejeki yang banyak pada hasil usaha kita”, demikian jelas Ferdyn.

Tetap Terhubung Dengan Kami: